Senin, 19 Desember 2011

FF Tosa Alice Nine part 2

Title : Everyone Can See ( Ruri No Ame/ Rain Drops)
Chapter : 2
Author : Sweet Moyashi AkA Moo Moo
Fandom : Alice Nine, Vistlip, ScReW, dll
pairing : Tora x Saga [Alice Nine]
genre : Drama, angst [?]
rating : 13+
Disclaimer : I only own the main character story.
Note : Sedikit inspirasi dari novel karya Norah McClintock. Cuma dikiiiiit kok.  

Jadi, entah mengapa aku menjadi sedikit canggung saat ini. Apa karena murid baru yang mengaku bernama Saga itu?.

Baiklah.

Aku memang sempat mencuri pandang kearahnya saat dikelas tadi. Dan dia balas memandangku dengan tatapan horror. Kuakui, matanya memang tajam. Tapi, itu menjadikannya tampak sisnis dan misterius. Aku sempat berpikiran, kenapa ia pindah sekolah. Mungkin ia terikat jaringan Zakuza atau semacamnya. Tapi, melihat tubuh putih kurusnya, aku masih ragu dengan hal itu.

“ Argh….” Aku meremas rambutku frustasi. Kenapa aku jadi memikirkannya. Menyebalkan.
Untungnya tak seorangpun disini menontonku melakukan hal bodoh ini. Tenggelam dalam pikiran sendiri sambil berteriak dan meremas kepala. Kebiasaan yang aneh.  -_- [?]

“ Ehm.” Aku melonjak dari kursi ketika seseorang berdehem dibelakangku.

Seseorang yang………. Kukenal Putih, kurus, dan pucat.

Butuh sedikit waktu untukku mengingat namanya yang baru kuketahui tadi pagi.

“ semua orang mencarimu.” Ucapnya dingin. Tanpa rasa canggung sedikitpun. Memecah suasana.  

“ sensei  memintaku mencarimu. Sekarang mereka ada di lapangan basket.” Ujarnya lagi masih dengan nada yang sama.

“ oh.” Reflek, aku mengaruk leher belakangku. Dan mengekornya ke lapangan basket.   

+++++++++++++++++++++++++++++++

Ternyata, lapangan basket sudah penuh dengan siswa dari kelasku. Mereka terlihat berpasang-pasangan. Kecuali, aku dan Saga. Aku melihat Shou melambai kearahku dengan siswa lain disampingnya. Hilanglah sudah harapanku.

“ baik, jika kalian sudah menemukan pasangan kalian, silahkan mengambil masker sekali pakai lalu ikuti langkah selanjutnya.” Teriak Nao sensei, guru olahraga kami.  

Kulihat mereka semua kecuali aku dan Saga berebut masker. Kami berpandangan sekilas.

“ sekarang bergabung dengan pasanganmu. Dan kita akan berlatih memberikan bantuan pernapasan.” Kata guru lain selain guru olahraga yang juga ikut bagian dalam pelajaran ini.

“ Tora, mana maskermu?.” Tanya Nao sensei yang tiba-tiba telah disampingku.

“ aku…..er……”

“ kami belum mendapat pasangan pak.” Celetuk Saga meneruskan kalimatku.

“ kalau begitu kenapa kalian tidak berpasangan saja.” Kata Nao sensei memberi kami masker lalu maju lagi kedepan. Mulai memberi intruksi kepada kami bagaimana melakukannya dengan baik dengan salah seorang pelatih yang lain.

“ Ingat. Lakukan dengan benar. Jangan lewatkan selangkah pun. Ini berguna untuk kalian nanti.”     

Kami berpandangan lagi. “ er,,, siapa duluan?.” Tanyaku agak canggung. Saga hanya memandangku dengan pandangan aneh.

“ baik. Berbaringlah.” Tanpa ku duga ia mau mematuhi perintahku-Setelah aku menang hompimpah tentunya. Ia membaringkan tubuh kurusnya kelantai. Aku pun melanjutkan langkah selanjutnya ; menanyainya yang pura-pura pingsan “kau baik-baik saja?.” Sambil menepuk bahunya. Lalu berkata “ cepat cari ambulans !.” kepada entah siapa. Inilah yang terburuk. Aku harus memberikan nafas bantuan kepadanya.

Aku menarik dagunya sedikit agar mulutnya yang tertutup masker terbuka sedikit. Lalu melakukan intruksi selanjutnya. *maaf gak bisa author terusin. Nggak baik buat rattingnya ^^V

Begitu pula sebaliknya, sepertinya Saga melakukannya lebih baik dariku. Bagus, peluang untuknya menjadi guru P3K. *diinjek Saga. +_=

++++++++++++++++++++++++++++++

 “ bagaimana ???, menyenangkan?.” Tanya Shou tiba-tiba seraya menyodorkan sekaleng soda padaku.
Reflek, tanganku menyentuh bibirku yang baru saja kubasuh dengan air. Membuat Shou terbahak.
“ kalau kau ingin tahu, ini tidak enak seperti neraka.”
“ hey, ini kan cuma latihan nafas buatan.” “Hiperbola sekali.”
“ apa??? aku bicara tentang minuman ini, bukan masalah itu.” Ujarku sambil menyodorkan kaleng soda yang sudah ku minum sedikit kedepan muka Shou. “ aku benci rasa strawberry.”
Shou menyipitkan matanya. “ sialan kau.”
Aku hanya membalas mengangkat bahuku. Sebenarnya kalau boleh jujur (Shou pasti meledekku jika aku jujur) walau tertutup masker, aku bisa merasakan bibirnya sedikit. Sepertinya sangat lembut. =.=”   
Eh, 0.0 bicara apa aku ini!.
++++++++++++++++++++++++

Hujan turun lagi siang ini. Tepat ketika bel tanda pulang berdering.

CRAAAAAAAAAAASH.

Hujan turun dengan derasnya. Menghujami Bumi dengan jutaan tetes air, meninggalkan bekas cerukan kecil-kecil ditanah.

Aku membencinya.

Entah mengapa terdengar keras di telingaku. Seakan ingin memecahkannya dengan menghujaninya dengan tetesannya yang runcing. Menggema di otak. Terus bergema hingga ke dasarnya, mencari-cari kenangan itu. Lalu membukanya lebar-lebar, sehingga aku bisa melihatnya dengan jelas.

“ Tora, kau baik-baik saja?.” Tanya Shou sambil menepuk bahuku pelan. Memandangku kawatir.

“ tentu saja.” Jawabku cepat-cepat dan merubah mimik wajahku menjadi lebih cerah.

“ kau tadi agak aneh. Apa ada masalah?.”

“ aku baik-baik saja kok.” Kataku meyakinkannya.

“ baiklah. Aku duluan, jya.” Ujarnya sambil melambaikan tangan lalu berlari menerobos hujan menuju mobil jemputannya.

Yah, mungkin aku memang tak seberuntung Shou. Pintar, kaya, dan……



Punya orangtua.


++++++++++++++++++

CPAAK.

Perlahan kakiku melangkah menerobos hujan. Mengerling sedikit kearah kerumunan siswa yang menunggu hujan reda atau jemputan. Tapi, aku tak menemukannya disana. Malah, aku menemukannya di pojok kiri gedung-jauh dari kerumunan. Tampak suram.

Aku mengalihkan pandanganku. Aku tidak mau dituduh macam-macam olehnya. Aku sudah terlalu memandangnya-dia juga sering memergokiku ==. Sepertinya aku mendapat sedikit fakta tentangnya ; dia lebih suka menyendiri-menulis entah apa dibukunya dari pada berkenalan dengan teman barunya disini atau 
sekedar basa-basi.

Mungkin dia seorang otaku atau apa..


Siapa peduli. 






 *TBC* 

comment are free ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar